Sabtu, 21 November 2015

Sejarah Munculnya Pengemis [Penulisan 8]

Asal Mula Kata Pengemis  Akhir-akhir ini banyak kita jumpai terutama di kota, baik kota kecil, besar bahkan kota metropolitan pun tak lepas dari semakin suburnya peminta-minta alias pengemis. Mungkin karena kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka terpaksa berprofesi demikian atau memang sebagian dari mereka sudah diwariskan secara turun temurun. 

Ironis memang kalau Koes Plus bilang dalam lagunya Indonesia tanah air kita diibaratkan kolam susu (sangking suburnya).  Tapi sayang oleh penguasa sendiri pun juga masih mewarisi sifat-sifat yang diturunkan dari sebagian nenek moyang dahulu yang punya hobby sebagai pengemis sehingga hutang negara kita pun semakin menggunung alhasil anak-cucu yang harus menanggungnya.  

Betulkah sebagian orang-orang Indonesia ada yang mempunyai hobby sebagai pengemis..?? ternyata teka-teki ini ada benarnya kalau dirunut dari sejarahnya dulu, usut punya usut :  Pada saat itu penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X, dimana para penguasa pada masa itu memang sangat dermawan serta gemar membagi-bagikan sedekah untuk kaum papa yang tak berpunya terutama menjelang hari Jum’at khususnya pada hari Kamis sore.  

Pada hari Kamis tersebut Raja Paku Buwono keluar dari Istananya untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya, dari istana menuju Masjid Agung, perjalanan dari gerbang Istana menuju Masjid Agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang tentunya melewati alun-alun lor (alun-alun utara), sambil berjalan kaki tentunya diiringi para pengawal sang raja, rupanya di sepanjang jalan sudah dielu-elukan oleh rakyatnya sambil berjejer rapi di kanan-kiri jalan dan sembari menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada sang pemimpinnya. 

Pada saat itulah sang raja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersedekah dan langsung diberikan kepada rakyatnya berupa uang tanpa ada satupun yang terlewatkan dengan kebiasaan berbagi-bagi berkah tersebut mungkin juga warisan para penguasa sebelumnya (sebelum Paku Buwono X), ternyata kebiasaan tersebut berlangsung setiap hari Kamis (dalam bahasa jawanya Kemis), maka lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kemis dan diistilahkan dengan sebutan NGEMIS (kata ganti untuk sebutan pengguna/pengharap berkah dihari Kemis) dan pelaku-pelakunyapun biasa disebut Pengemis (Pengharap berkah pada hari Kemis). 

Namun kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang tentunya kata dasarnya bukan emis tapi Kemis (Kamis), ternyata sebutan peminta-minta kalah populer dengan istilah pengemis padahal kata pengemis kalau diurai dan diambil dari kata dasarnya yakni kemis atau emis mungkin tidak dikenal dalam kosa kata bahasa indonesia kecuali kalau ada tambahan awalan pe sehingga muncul istilah “Pengemis”. Lain halnya dengan kata peminta-minta kata dasarnya adalah minta yang artinya jelas bahkan bisa berdiri sendiri tanpa ada awalan pe.  Jadi kalau boleh disimpulkan asal muasal kata atau perkataan pengemis berasal dari Surakarta atau Solo.
 
Pengemis atau peminta-minta memang sudah menjadi istilah yang akrab di kota-kota besar seluruh Indonesia, kehadiran mereka kerap dianggap mengganggu ketertiban sosial, namun sebenarnya kehadiran pengemis adalah bentuk gagal dari pemerintah baik itu pusat atau daerah dalam mensejahterakan rakyatnya.
Jika diukur dalam kacamata sosial, pengemis memang bukan sebuah hal yang istimewa, perlu dihilangkan bahkan, maksudnya pemerintah perlu mensejahterakan rakyatnya agar tidak ada lagi dari mereka yang berprofesi sebagai pengemis atau peminta-minta.
Namun jika dibahas dalam pandangan ketata bahasaan dan sejarah istilah bahasa, maka menarik dibahas istilah Pengemis ini, darimana sebenarnya asal katanya? apakah kata dasar dari pengemis adalah kemis atau ngemis atau emis? jika ditilik dari kata dasar itu, silahkan cari di kamus Bahasa Indonesia, maka kata dasar pengemis itu tak ada. Lantas apa arti dari pengemis? berikut ini gambaran dan arti dari pengemis jika ditinjau dari segi sejarah pembentukan istilahnya seperti yang dilansir dari website kementrian sosial.
"Pada waktu itu penguasa kerajaan surakarta hadiningrat di pimpin oleh seorang raja bernama paku buwono x, di mana para penguasa pada saat itu benar-benar sangat welas asih dan dermawan serta suka membagi-bagikan sedekah untuk kaum miskin yang tidak berpunya.
Tiap hari kamis raja paku buwono keluar dari istana untuk melihat-lihat kondisi rakyatnya, dari istana menuju masjid agung, perjalanan dari gerbang istana menuju masjid agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang mestinya melalui alun-alun lor (alun-alun utara)
Saat berjalan kaki yang saat itu diiringi para pengawal sang raja, beliau pasti menemukan di sepanjang jalur perjalanan itu dielu-elukan oleh rakyatnya sembari berjejer rapi di tepi kanan-kiri jalur.
pada waktu itulah sang raja bersedekah dengan langsung memberikan pada rakyatnya dalam bentuk uang tanpa ada satupun rakyat yang berjejer disana terlewatkan dari rutinitas berbagi-bagi barokah tersebut. lucunya rutinitas tersebut berlangsung tiap hari kamis (kemis-bahasa jawa), lantas setelah itu munculah istilah atau sebutan bagi orang-orang atau rakyat jelata yang menginginkan barokah(sedekah) dihari kemis diistilahkan dengan sebutan ngemis dan pelakunyapun biasa disebut pengemis".
Jadi sudah mafhum ya, ternyata istilah pengemis sendiri tidak dibentuk dari kata dasar yang resmi termaktub dalam kamus bahasa indonesia, melainkan dibentuk dari sejarah pembentukan kata dan istilah yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.
 

sumber :
(Di ringkas dari Buku Khasanah Bahasa dalam Kata Per-Kata – Prof. Gorris Keeraf) Sumber: http://hatibunga.multiply.com/journal/item/91/Pengemis._Kata_dasar_kemis  
http://infodukun.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-terjadinya-pengemis-di-indonesia.html
http://kabarnesia.com/2289/asal-mula-dan-sejarah-kata-pengemis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar